Chapter V : Section V

Abe Parker – Butterflies

Hyde Park North, Sydney.

Sudah Agustus tapi udara dingin masih belum mereda, namun setidaknya hari ini tidak hujan. Kumpulan udara dingin yang luas masih teras sepertinya akan mendatangkan hujan lagi di siang nanti.

Reggy merapatkan tangannya dalam dekapan lapisan jaket tebalnya, sambil sesekali memperhatikan Nara yang duduk menikmati siraman air di Archibald Fountain.

“I wish I was there…” Kata Reggy yang berdiri disamping kursi roda Nara.
“A little too late to tell me.” Nara tersenyum tipis.
“Kemarin, Landith mengirim pesan menanyakan semua hal. Gue nggak bisa menjelaskan semuanya, sebagian yang gue anggap penting dan mungkin bisa menenangkannya.” Ucap Reggy.
“Hmmm..” Nara bergumam kecil.
“Won’t tell her?” Tanya Reggy.
Nara menghela nafas perlahan.
Reggy mengangguk.
“Sometimes, I just couldn’t say what exactly came through in my mind.” Kata Nara perlahan.
Reggy menoleh, memperhatikan.
“Why do you look so worry then?” Nara menatap Reggy kemudian.
“Me? No, lah. Do I?” Reggy meragukan dirinya.
“Even you’ve already heard what you shouldn’t?” Nara tersenyum.
Wajah Reggy berubah.
Tadi, dokter baru saja memberitahukan perkembangan penyakit Nara. Pengobatan yang tidak berjalan cukup baik, dan hasil yang mengejutkan pun menambah tekanan di hari ini.

“Primary central nervous system lymphoma is a rare disease. The incidence of PCNSL has recently been on the rise, both in immunocompromised and immunocompetent populations.”

Nara dan Reggy terdiam mendengar penjelasan dokter atas hasil MRI yang didapat hari ini.

“Then? What should we do next?” Tanya Nara.

“PCNSL is a chemosensitive and radiosensitive tumor and an early diagnosis may shift the treatment from extensive surgery to radiotherapy.The accurate diagnosis of a PCNSL is crucial for the treatment and prognosis of the patient.” Jelas dokter.

Sepagi itu, Nara meminta Reggy membawanya ke Hyde Park.



Leave a comment